
Sebagian oleh oleh dari Pesta Wirausaha Bali 2018.
Apa yang Anda rasakan saat bangkrut atau terlilit hutang?
Pertanyaan pembuka yang seketika menyambar telinga para peserta seminar branding and selling, mengalahkan petir di derasnya hujan saat itu 😂😂
Ada yang menjawab pusing, stress, depresi, down, dan sebagainya. Perasaan yang sangat naluriah dan siapapun pernah mengalaminya.
Begitupun dengan seorang Dewa Eka Prayoga, Ia harus mengalami kebangkrutan dan terlilit hutang sebesar hampir 8 milyar rupiah. Dan di usianya yang terbilang sangat muda, sudah tentu ia pun merasakan itu semua. Namun seiring berjalannya waktu, ia menemukan pola bahwa yang harus dilakukan adalah Pasrah, Tenang dan Gerak.
Pasrah, karena ini sudah terjadi. Tenang, ini kudu dilatih, karena pasti akan banyak teror, ancaman, cacian dan tindakan negatif lainnya. Gerak, nah yang ini wajib dilakukan, apapun yang terjadi, jangan berdiam diri, bergeraklah, ga usah banyak mikir.
Kang Dewa berjualan ceker pedas, keripik pedas, dll. Sangat mustahil dan ga masuk akal mengembalikan hutang 8 M dengan omzet 5 juta sebulannya, tapi keyakinan kelak dapat melunasi hutang tersebut, membuatnya terus bergerak.
Singkat cerita, belajar praktek belajar praktek, akhirnya menjadikan kang Dewa sekarang seorang pengusaha sukses. Dikenal sebagai dewa selling, founder dan owner dari lebih 6 perusahaan, juga ahli sebagai affiliate marketer.
Saking banyaknya materi yang diberikan, saya kupas bagian “Konsep Perubahan” nya aja dulu ya 😁
Digambarkan dengan piramida, 1 (paling atas) sampai 7 (paling bawah):
1. Spirituality (spiritual)
2. Identity (identitas diri)
3. Values (nilai tambah)
4. Beliefs (keyakinan)
5. Skills (keahlian)
6. Behavior (kebiasaan)
7. Environment (lingkungan)
Jika ingin berubah. Ubahlah yang di atasnya terlebih dahulu, maka yang dibawahnya akan berubah. Atau minimal ubahlah yang setara.
Contoh:
Ingin berhenti merokok (6. Kebiasaan). Pasti kita sering sekali mendapat tantangan, ada yang kurang kalau ga ngerokok, habis makan ga enak kalau ga ngerokok, minum kopi, temannya ya rokok, ga seru ah kalau teman teman pada ngerokok, kitanya ga ngerokok, dan segala macam alasan.
Lalu kita merubah (7. Lingkungan), bergaul dengan orang orang yang tidak merokok, tapi ketika mereka tidak berada di dekat kita, tiba tiba keinginan merokok muncul, dan seolah olah pikiran mengajak balik “enaknya merokok nih kalau gini”, akhirnya merokok lagi. Karena memang bukan lingkungan yang semestinya dirubah, melainkan (4. Keyakinan) nya kita.
Begitupun dengan case yang lain. Semisal kita ingin mengubah (3. Nilai tambah), yang perlu kita perbaiki adalah (2. Identitas diri) atau (1. Spiritual) nya kita.
Banyak mengikuti workshop, seminar dan pelatihan lainnya, tapi (4. Keyakinan) dan (2. Identitas diri) kita bermasalah, ga bakal ngefek ilmu ilmu yang kita dapatkan. Kita adalah apa yang kita yakini dan ucapkan.
(Lingkaran Nasib)
Ada lho nasib akibat “warisan” keluarga (contoh: orangtua, saudara, semuanya jadi PNS, kemungkinan besar kita pun menjadi PNS).
Sebenarnya kalau kita mau tarik ke belakang, Nasib itu ditentukan oleh Action, akibat Beliefs, yang dimulai dari Mindset kita.
Mindset – Beliefs – Action – Nasib.
Mindset pun bisa terbentuk dari beberapa faktor:
1. Informasi yang masuk, dari bacaan dan tontonan yang kita sukai.
2. Public figure, biasanya kalau sudah mengidolakan seseorang, salahnya pun dibenarkan, buruknya pun dibaikan. Begitupun kalau sudah menjadi idola, berhati hatilah berucap dan bersikap.
3. Repetisi atau pengulangan.
Belajarlah dari tidak tahu menjadi tahu menjadi bisa menjadi jago.
_Dewa Eka Prayoga
Jadi, bagian mana yang mau Anda ubah?
Cek aja Piramida Perubahannya ya 😁
#CeritaKita
27 Februari 2018