
Jadi keingat waktu saya memutuskan mencoba peruntungan jauh dari rumah untuk kedua kalinya. Setelah Jakarta, akhirnya mendapat kesempatan bekerja di Semarang. Kota penuh kenangan yang sekarangnya selalu ngangenin.
Jogja atau Solo pun menjadi destinasi paling sering di akhir pekan atau hari libur. Dan awal ketemu mas Leo atau Siss Ssri ini seingat saya dikenalin teman saat festival tahunan yang diadakan di Solo, sekitaran 5 tahun yang lalu.
Sebagai anak sulung dan satu-satunya cowok dari 4 bersaudara, juga mencontoh perjuangan Ibunya sebagai single parent, menjadikannya sosok yang tangguh dan teladan untuk keluarga. Apa-apa aja yang dikerjakannya selalu mendahulukan kebutuhan keluarga, terutama kesehatan sang Bunda.
Selepas lulus kuliah, sempat bekerja di Semarang tempat dulu saya bekerja.
Walapun saya sudah kembali ke Bali, kami masih sering diskusi, lebih banyak tentang How To nya beberapa hal.
Saya lupa kapan tepatnya, mas Leo ini sekedar pengen tau bagaimana sih caranya merubah nasib? Nah lho saya-nya kan bukan Tuhan, coba gih nanya-nya ke Tuhan, sering-sering doa, jangan sombong, Tuhan itu Maha Asik. Belum cukup puas, dia mau tau cara berikutnya, spontan aja saya jawab, merantaulah.
Eh ga lama, dia memutuskan untuk take action dan pergilah ke Gili Trawangan, karena surat lamaran pekerjaannya langsung direspon.
It’s not easy, ceritanya mengawali bagaimana dia harus berkarir di pulau kecil itu. Namun karena keinginan dan harapan yang kuatlah, membuatnya bertahan hingga 3 tahun sampai saat ini. Melakukan lebih dari apa yang harus dikerjakan, bahkan sedari matahari terbit sampai jam merubah hari, menjadi rutinitas kedisiplinannya. Selain meminimalis rasa rindunya kepada keluarga, hal ini yang membuatnya diberikan kepercayaan sebagai Personal Assistant to Owner at Kayu Cafe. Ga cuma itu, dia pun dipercaya untuk mengawasi usaha-usaha owner-nya yang lain, seperti Montessori School dan Villa Bhuvana.
Hal ini juga dilakukan agar bisa mewujudkan impiannya memiliki rumah dan demi adiknya supaya secepatnya bisa merealisasikan buka warung atau usaha jual ayam potong di Solo. Keren kan?
Berubah atau tidaknya nasib, ada di tangan kita masing-masing. Masih menyalahkan nasib? Hihihi..
Buat yang lagi atau mau liburan di Gili Trawangan, boleh kok disamperin mas Leo-nya.
Better act as soon as posible instead of kebanyakan mikir.
_Leonardus Sri Harjan