Menabung Emosi

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on pinterest
Share on email
Share on whatsapp

26993256_10213252810146264_1620264080802388883_n

Menabung Emosi

Sedari lusa malam, tubuh diberi waktu untuk istirahat akibat demam dan migren yang singgah. Efek obatpun membuat diri masih bertahan berada di atas kasur hingga jam 11 pagi kemarin.

Setelah berdiskusi dengan istri dan anak, jam 12 siang akhirnya memutuskan untuk tetap berangkat menuju Mushalla Al-Falah Sidakarya demi mensupport acara Pesantren Digital Indonesia dengan tema Membangun Generasi Muda di Era Digital.

Dan Alhamdulillah, semangat dari teman teman juga seluruh peserta yang hadir mampu menjadi vitamin super ampuh penambah energi hingga berakhirnya acara.

Yaa, setiap orang pasti pernah mengalami bagaimana sebuah emosi yang begitu dalam mampu ditarik oleh energi yang ada.

Cinta, benci, bahagia, sedih dan segala macam rasa yang dibentuk akibat akumulasi tindakan yang berulang ulang.

Sebagaimana orangtua yang rela melakukan apapun untuk kita (anak anaknya), seorang sahabat yang tak pernah lelah mendukung kita, rekan kerja yang selalu siap membantu pekerjaan kita, sudah tentu akan membentuk kedekatan secara emosional. Begitupun sebaliknya, apabila kita lebih banyak memberikan perbuatan buruk, jahat, mengecewakan, dan negatif lainnya, yang muncul adalah kebencian.

Layaknya menabung di bank, semakin banyak yang kita tabung, semakin besar kesempatan kita memperoleh kejutan kejutan yang disiapkan. Begitu juga dengan tabungan emosi, kita bisa mendapatkan kejutan yang tak terduga sesuai dengan banyaknya emosi (rasa) yang kita tabung. Jangan berharap lebih, jika yang kita beripun tak lebih.

Lalu emosi apa saja yang sudah kita tabung selama ini di keluarga, sahabat, rekan kerja, dan orang lain? Bahkan yang lebih tinggi lagi, apa saja yang sudah kita tabung untuk Sang Maha Pemberi?

26814620_10213252808386220_5366982023415842112_n

#CeritaKita
21 Januari 2018

Scroll to Top