Seketika ingin menulis ini.

Teruntuk anakku Raffa,
.
Papa hanya ingin Raffa tau betapa beruntungnya Papa karena banyak hadiah manis maupun yang terasa pahit (bisa jadi Papa yang kurang peka) yang diberikan Allah untuk Papa.
.
Salah satu hadiah termanis itu adalah Raffa. Ingin rasanya hadiah ini Papa miliki selamanya, tapi kehidupan tak ada yang bisa diprediksi nak.
.
Raffa, jadilah seperti apa yang Raffa rasa baik, asalkan bisa memberikan kebermanfaatan untuk orang banyak.
.
Raffa, hidup tak sekedar membeli barang dengan promo undian lalu kau tunggu hingga nomor dan namamu yang menang. Karena tak ada makan siang yang gratis nak, berusahalah dengan segala “ciptaan” Allah yang ada di dalam dirimu. Dan janganlah berharap belas kasihan orang lain, karena sebaiknya manusia adalah yang lebih banyak memberi.

Raffa, tak ada yang abadi di fananya dunia ini. Harta, jabatan, kesuksesan, sekejap bisa berubah seiring berubahnya citra dirimu yang sadar tidak sadar kau rubah sendiri. Kau bertanggung jawab atas hidupmu sendiri.
.
Raffa, jangan risau jika saat ini kau tak sekaya teman temanmu. Kau jauh lebih beruntung, seusiamu, rasa susupun papa tidak tau. Itu kenapa, Papa berjuang lebih keras demi (setidaknya) Raffa bisa mendapatkan apa yang Papa belum dapatkan dulu. Papa berharap bisa memberikan pendidikan setinggi tingginya untukmu nak, karena impian itu belum bisa Papa wujudkan untuk diri Papa sendiri. Belajar itu menyenangkan nak, bahkan pengetahuan dan pengalaman mu bisa merubah hidupmu kelak. Papa mu ini tidak terlalu pandai, tapi selalu bergairah untuk belajar, dan Raffa akan tau dari banyak mulut bagaimana kehidupan Papa yang dulu dan perlahan berubah ke kehidupan yang lebih baik. Jikapun nanti Raffa diberikan kecerdasan, gunakan untuk kebaikan ya nak, janganlah sombong.

Raffa, Papa mu ini korban bullying sedari kecil dan tak mudah merubah mental ini begitu saja. Tapi lagi lagi Papa beruntung nak, Allah sangat sayang sama Papa. Hadiah hadiahNya begitu nyata dengan hadirnya orang orang yang menerima Papa tanpa menyudutkan kekurangan dan kelemahan Papa. Dari situ Papa belajar, janganlah mendendam nak, bisa jadi orang orang yang tidak menyukaimu adalah ilmu berharga yang menguatkan siapa dirimu yang sebenarnya. Asahlah potensimu ketimbang mengumpat akan ketidakmampuanmu. Siapa sangka, Papa mu yang dulunya pemalu dan minderan ini, sekarang begitu percaya diri berbicara di depan sekian banyak orang.

Raffa, hidup ini sebentar, waktu mu tak akan sama dengan waktu orang lain. Hargailah waktu mu nak, jangan kau sia siakan. Hargailah pula segala yang kau lakukan dan dapatkan, karena bisa jadi Raffa tidak bertemu lagi dengan hal hal itu.
.
Raffa, sebenarnya masih panjang yang ingin Papa tulis, tapi biarlah sedikit demi sedikit yang Papa tuangkan untuk mengukir waktu yang berpacu dengan kegiatan lainnya.
.
Intinya, Papa sayang sama Raffa.

From your Papa with love 😘